Bisnis Usaha Kecil Budidaya Udang Galah Di Air Tawar

Usaha Kecil budidaya udang galah bagi sebagian masyarakat di Indonesia sepertinya masih belum terlalu familiar dibandingkan dengan budidaya lele atau ikan gurami. Hal ini mungkin terkait tingkat konsumsi udang galah yang masih rendah di masyarakat. 

Udang galah atau yang sering disebut juga sebagai Baby Lobster merupakan spesies asli Indonesia. Udang ini berasal dari marga Macrobrachium rosenbergii. Udang galah memiliki ciri fisik kepala mengerucut dan badan nya lebih besar dari udang lain. Selain di Indonesia, udang galah juga banyak ditemukan di daerah Indonesia Pacific sampai timur afrika terutama malaysia. 
Usaha Kecil Udang

Pada awalnya, para pembudidaya udang galah menggunakan produk lokal yang kemudian disebut sebagai udang galah lokal untuk dijadikan sebagai perjuangan kecil. Namun alasannya adanya kelemahan udang galah dari sisi produksi dan eknomi, diantaranya ialah laju pertumbuhan yang lambat serta kandungan daging yang sedikit membuat beberapa lembaga mengadakan penelitian untuk menciptakan spesies gres yang lebih menjanjikan. 

Dari hasil seleksi ketat udang galah lalu disilangkan antar spesies udang galah balasannya didapatkanlah udang galah jenis gres yang disebut Udang Galah Super atau dikenal dengan istilah GIMacro ( Genetic Improvement Of Macrobrachium rosenbergii ). Keberhasilan ini dapat dicapai Oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar ( Balitkanwar ) daerah Subang Jawa barat. Species gres tersebut terbukti telah memperbaiki mutu udang galah yaitu mempercepat masa panen serta memiliki ukurang badan yang lebih besar.





Permintaan Pasar

Hingga dikala ini, Kebanyakan Udang galah biasanya terserap di banyak sekali restoran yang menyediakan hasil olahan ikan. Beberapa kota di Indonesia yang memiliki undangan udang galah dalam jumlah besar adalah Jakarta, Cilegon, Medan, Semarang, Surabaya, Batam, Yogyakarta dan terutama Bali. Di Bali contohnya, undangan udang galah mencapai 700 Kg pada tahun 2001 dan terus meningkat di tahun berikutnya. Untuk daerah Yogyakarta, undangan udang galah berada diangka 100kg - 200 kg / hari. ( sumber : Bank Indonesia )


Masih dari sumber yang sama, undangan ekspor ke luar negeri juga terhitung tinggi. Setiap tahunnya ada peningkatan undangan ekspor udang galah sebesar 1,97%% dan 2,67%. Hingga dikala ini, undangan di beberapa negara di dunia masih belum terpenuhi oleh produksi lokal. Oleh alasannya itulah, peluang perjuangan kecil budidaya udang galah masih terbuka lebar untuk anda jalankan sebagai usha sampingan.

Kisah Sukses Usaha Kecil Udang Galah

LIPI pernah merilis sebuah artikel mengenai udang galah yang menyajikan beberapa kisah sukses berbisnis udang galah. Sala satu kisahnya ialah Ateh Herdiana. Beliau ialah mantan biro pakan ikan yang sukses mengelola perjuangan kecil udang galah. 

Mengawali debutnya sebagai pebisnis ikan air tawar pada pertengahan tahun 2008, dia awalnya hanya menebar 1500 tokolan udang galah di bak seluas 300 m2. Selang 40 hari, ia dapat memanen sebanyak 1350 udang untuk ukuran konsumsi. Pada dikala itu, harga udang untuk per kilogramnya atau rata rata per 30 ekor udang ialah 52.000,- sehingga ia menerima penghasilan sebesar 2,34 juta. 

Lain lagi dongeng Pak Sukandi dari Kepulauan bangka Belitung, Ia mengelola 9 bak dengan banyak sekali ukuran dengan daya tebar 30 ekor / m. Dari penjualan udang galahnya, ia menerima omzet besar yaitu 129, 6 Juta / panen. Sementara Yuli, warga TegalSari Bantul Jawa Tengah dapat mengantongi keuntungan sampai 81 juta rupiah.

Udang galah telah terbukti memiliki prospek cerah. Dengan tingginya undangan namun masih belum banyaknya pembudidaya udang galah membuat perjuangan kecil budidaya udang galah mulai dilirik oleh masyarakat. Bahkan, pemerintah kemudian menggelontorkan pemberian 1 milliar rupiah ke daerah ciamis guna pengembangan budidaya udang galah. Karena memang undangan pasar begitu tinggi namun hanya sekitar 60% saja yang terpenuhi padahal undangan terus menerus meningkat terlebih harga udang windu yang mahal membuat udang galah sepertinya akan menjadi salah satu komoditi perikanan yang menjanjikan. sumber : ( rilis LIPITrubus 470 Januari 2009 ).

Sebagai materi pertimbangan, silahkan disimak analisa perjuangan kecil budidaya udang galah di bawah ini yang kami dapatkan dari Bank Indonesia. Silahkan Klik DISINI


Untuk memulai urusan ekonomi ini, anda mampu menggunakan terpal sebagai media pembesaran maupun bak tanah. Dengan pengelolaan yang cenderung lebih mudah alasannya kesesuaian PH air di perairan Indonesia dengan kondisi fisik udang galah. Selain itu, udang galah tidak memerlukan air yang dalam sehingga cocok pula bagi daerah yang keadaan airnya tidak terlalu melimpah. 

Simak Video yang di buat oleh Kementerian Perikanan dan Kelautan BJPD



Kini apakah anda tertarik untuk memulai perjuangan kecil budidaya udang galah? mulailah membaca panduan budidayanya lalu segera cek kondisi perairan di daerah anda.